Saturday, November 3, 2018

Mengapa bapak jokowi harus diganti?

MADURA BERSATU
#2019 GANTI PRESEDEN

Dipublikasikan Tanggal 4 November 2018
Oleh : Tomi adi sanjaya

News.
Tomiadisanjaya.Tas@gmail.com
TOMI ADI SANJAYA

Pendukung PRABOWO-SANDI,
Terapkan bener berukuran besar di Ds.Taman barat. Sreseh Sampang. 
MADURA BERSATU

YANTO, SH.
Sebagai
Calon anggota DPRD TK I jawa timur
Dapil 14 ( Bangkalan Sampang, Pamekasan, Sumenep ) 
Mendukung penuh
Madura bersatu #2019 GANTI PRESIDEN
#2019 PRABOWO-SANDI Preseden dan wakil presiden.
Dari Partai Gerakan indonesia raya ini, 
atau yang disebut dengan jululukan GERINDRA
Siap membangun Ekonomi kerakyatan demi
terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat MADURA







   Kami mencoba Mewawancarai Pendukung PRABOWO-SANDI
Saudara IKRAMI EL SYURA Sasaran untuk diwawancarai
 Sebagai Pendukung PRABOWO-SANDI

Mengapa Presiden JOKOWI Harus Diganti. ?
   Dia Menjawab Dengan beberapa Alasan

Karena Jokowi tidak memiliki kompetensi dasar sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Karena Jokowi tidak memiliki kapasitas sebagai pemimpin, apalagi untuk level negara dalam teori kepemimpinan Max Weber maupun teori Maxwell.
Karena Jokowi memiliki legitimasi yang sangat minim dalam rimba demokrasi modern, khususnya negara yang demokrasi nya masih merangkak seperti indonesia.
Karena Jokowi tidak memiliki kapasitas dan dan kompetensi sebagai presiden, tidak memiliki karakter yang kuat dan wibawa yang cukup.
Karena Jokowi tidak memiliki Kompetensi dan literasi dalam pemahaman bernegara yang utuh, Jokowi gak paham banyak isu penting, keamanan, politik, budaya, struktur masyarakat, militer, Hub Internasional, dst, Jokowi sangat lemah dalam banyak bidang.
Karena Jokowi tidak memiliki arah dan narasi dalam membangun indonesia, oleh sebab itu, negara dibawah Jokowi rentan diselewengkan dan dimanfaatkan demi kepentingan orang orang jahat untuk kepentingan pribadi mereka masing masing.
Karena Jokowi tidak memiliki legitimasi politik yang kuat dimata rakyat, dia bukan ketua umum partai berpengaruh, bukan tokoh berkarakter kuat, juga secara de facto gak punya kekuasaan atas mayoritas kursi di parlemen.
Karena Jokowi tidak memahami sama sekali kontruksi negara demokrasi modern, juga tidak cakap dalam memahami banyak isu isu krusial dan darurat disebuah negara ketiga seperti indonesia.
Karena Jokowi tidak memiliki kemampuan manajerial negara yang baik, selama ini bisa dikatakan, negara ini autopilot dan nahkoda nya gak ada, makanya negara ini saat ini dikelola dengan logika amatiran.
Karena Jokowi tidak cakap sama sekali dalam memahami konstitusi dasar negara ini, maka jangan heran, gaya kepemimpinan jokowi hanya sebatas simbolis dan ceremoni nihil makna dan orientasi, jangan heran kalau Jokowi bertindak persis seorang petugas partai bukan pemimpin.
Kalau kita merujuk kepada teori kelas Politiknya Dua ilmuan politik besar italia Vilfredo Pareto dan Gestanae Mosca, Jokowi sama sekali gak masuk kategori kelas elit politik yang memiliki keahlian dan kelebihan khusus sebagai elit politik, kelas Jokowi setara dengan kelas rakyat biasa.
Kalau kita merujuk kepada teori elit politik dalam logika Samuel P Huntington, bahwa kalangan elit politik cenderung anti sama agama, maka posisi jokowi disini cukup jelas, dia masuk kategori elit politik "karbitan" yang juga tidak paham bahkan cuek sama agama, minimal dia gak peduli dengan isu isu ini dengan bukti nyata banyaknya kasus kriminalisasi agama dan ulama di era jokowi yang belum tuntas.
Karena kembali lagi, bahwa sosok jokowi bukanlah sosok yang layak memimpin indonesia, apalagi jika bicara dengan tujuan indonesia yang ingin menjadi negara kuat dan berdaulat, adanya Jokowi di istana justru mengaburkan cita cita besar itu.
Karena Jokowi memang belum memiliki cara pandang yang integral juga komperhensif tentang konsep negara ini, makanya saat ini indonesia berjalan tanpa arah, Jokowi hanya ingin dipertahankan oleh mereka yang memiliki kepentingan individu, bisnis dan kelompok, Jokowi bukan diinginkan oleh rakyat, buktinya banyak hasil survei dan jajak pendapat menempatkan sisa elektabilitas Jokowi yang sangat memprihatinkan sebagai petahana, yaitu dibawah angka 40%, ini sinyal kuat Jokowi tidak diinginkan lagi oleh mayoritas rakyat indonesia.
Karena Jokowi memang tidak mampu menjadi komunikator juga katalisator bangsa yang bertindak sebagai pemersatu dan perekat bangsa ini, tapi yang ada, sejak jokowi jadi presiden, negara ini justru jatuh kedalam polarisasi sosial politik yang tajam antara muslim mayoritas dengan kalangan pemilik modal yang ingin menguasai NKRI, yang secara gak langsung negara lebih berpihak kepada pemodal daripada kedaulatan suara rakyat.
Atas dasar semua alasan diatas, maka sudah sangat darurat mengganti presiden jokowi dengan tokoh lain yang jauh lebih mumpuni dan lebih paham masalah, sudah sangat darurat 2019 ganti presiden dikotak kotak suara, rakyat harus cerdas dan paham

TERIMAKASIH


NEWS. SRESEH PUNYA CERITA
Bekerjasama Dengan TOMI ADI SANJAYA

No comments:

Post a Comment